Memasuki semester kedua tahun 2014, pasar properti Indonesia masih menunjukkan kinerja positifnya. Indikasi itu terlihat dari stabilitas tingkat okupansi, juga kebutuhan di berbagai sektor; hunian, perkantoran termasuk sewa kantor dan pusat belanja.
Head of Research JLL, Anton Sitorus mengatakan semester kedua nanti tidak akan ada kejadian luar biasa yang mempengaruhi pasar properti. Investor masih menunggu, wait and see hingga presiden terpilih dan kabinet baru yang akan tersusun pada Oktober nanti. Pastinya, kinerja properti saat ini masih bagus.
Di sektor hunian permintaan masih kuat meskipun tidak sebesar permintaan yang diperkirakan sebelumnya. Demikian halnya sektor perkantoran salah satunya sewa kantor, tingkat hunian berada pada level di atas 95 persen. Untuk gedung-gedung perkantoran yang sebentar lagi beroperasi justru mengalami kenaikan permintaan, bisa dikatakan trennya terus meningkat. Sedangkan di sektor retail, sementara ada kecenderungan penundaan ekspansi dari beberapa perusahaan peritel terkait fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar. Tetapi, tingkat hunian, khususnya untuk pusat belanja sewa grade A, tetap stabil di atas 90 persen.
Harga sewa kantor pun sedikit mengalami kenaikan akibat perubahan tarif dasar listrik (TDL). Tak hanya pasar retail, harga sewa kantor pun akan berubah. Saat ini rerata harga sewa kantor grade A sekitar 40 dollar AS - 50 dollar AS per meter persegi per bulan, tergantung lokasinya. The Plaza dan Menara BCA di kawasan Thamrin, asking price-nya sekitar 40 dollar AS per meter persegi per bulan.
Lebih lanjut Anton menambahkan, semester kedua tidak akan terjadi perubahan signifikan. Konstelasi berbeda mungkin terjadi pada kuartal I tahun 2015, saat pemerintahan yang baru terpilih mulai menjalankan program-programnya.
